skip to main |
skip to sidebar
... Selalu gagal dalam berkomunikasi dengan Ibunda, disaat bertanya dengan lemah lembut justru dijawab dengan nada ketus bahkan marah", dan hal tersebut kerap kali sering terjadi pada diri ini. Wahai Ibunda apa salah saya yg membuat anda sedemikian rupanya terhadap saya? Saya selalu menurut apa kata Ibunda. untuk tidak ke GBK saya ikuti, dilarang pulang malam saya turuti, dilarang pacaran juga saya turuti. Sebisa mungkin larangan yg anda berikan akan saya turuti ibunda.
Ibunda, tetapi kenapa engkau selalu marah terhadap saya? saya tidak narkoba, ganja, saya pun tidak membuat onar di lingkungan saya berada. Apapun petunjuk yg engkau berikan selalu saya ikuti ibunda.. tetapi mengapa engkau masih saja tetap suka marah terhadap saya?
Tahukah Ibunda, disaat masa kecil saya tidak tinggal bersama Ibunda selama Tahunan lamanya, saya selalu mendambakan akan pelukan Ibunda, Kasih sayang Ibunda, bisa bercerita kejadian yg telah saya lewati di sekolah, pelajaran yg saya sukai, dan masih banyak lagi yg lainnya Bunda yg ingin saya sampaikan kepadamu wahai Ibunda. Tetapi kini, rasanya hal itu sulit untuk kudapati. Memang aku sudah dewasa Bunda, tetapi apakah salah jika saya ingin selalu berbagi dengan Bunda?
Tapi Ibunda, saya ingin engkau selalu tahu, apapun bentuk amarah Bunda, Emosi Bunda, dan hal lain yg Bunda timpakan ke saya akan saya terima dengan ikhlas. dan disetiap Sholat saya tidak lupa untuk selalu meminta kepada Tuhan agar saya bisa menjadi PRIA yg lebih dewasa dan bisa berkomunikasi dengan baik kepada Ibunda. Mungkin saat ini saya belum jadi anak yg bisa membuat Bunda tersenyum, tetapi suatu saat saya ingin Bunda tersenyum dengan saya karena berkomunikasi dengan baik. Tunggu ya Ibunda... ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar